Sabtu, 17 Juli 2010

BERBAGI


Sepasang suami istri yang berusia lanjut, suatu kali mengunjungi kantor pusat untuk bernostalgia tentang suka duka ketika mereka masih aktif bekerja dahulu. Kesempatan bernostalgia ini rupanya dimanfaatkan mereka untuk menikmati sop buntut yang tersohor di kantin, dalam kantor pusat tersebut. Kebetulan, ketika itu jam makan siang sehingga banyak pegawai yang santap siang di sana.

Suami istri ini pun masuk antrean untuk memesan sop buntut. Mereka memesan satu porsi sop buntut beserta nasinya, dan dua gelas es the manis serta sebuah piring kosong dan mangkok. Semua yang melihat hanya heran. Sepasang suami istri ini hanya memesan satu porsi. Bahkan, beberapa pegawai lain iba melihat betapa menderitanya nasib pensiunan ini sehingga untuk makan siang di kantin saja hanya memesan satu porsi.

Sang suami kemudian membagi nasi menjadi dua bagian, begitu juga dengan sop buntutnya. Satu bagian untuk dirinya dan satu bagian untuk istrinya. Lalu miulailah mereka makan. Namun, sang suami makan terlebih dahulu sementara sang istri dengan tersenyum menunggu dan menatap kekasihnya makan.

Seorang pegawai tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju meja mereka. Dengan rasa iba si pegawai ini menawarkan kepada pasangan suami istri tersebut satu porsi lagi sop buntut gratis, si pegawai itu yang mentraktir. Dia merasa tidak tahan melihat sepasang suami istri tersebut, sedangkan dirinya sendiri hidup berkecukupan. Namun tawaran ini ditolak dengan halus dengan menggunakan bahasa isayarat.

Sang suami pun melanjutkan santap siangnya, sementara sang istri masih menunggu kekasihnya hingga sop buntut miliknya dingin. Si pegawai cukup gelisah melihat pasangan ini. Akhirnya pegawai tersebut kembali mendatangi suami istri tersebut dan bertanya, “Ibu, saya melihat Ibu hanya menunggu bapak makan sementara Ibu sendiri tidak makan. Kalau boleh tahu, apa yang Ibu tunggu?” Dengan tersenyum sang istri menjawab, “Yang saya tunggu adalah gigi, sementara ini masih dipakai bapak…..”

0 komentar:

Posting Komentar