Rabu, 21 Juli 2010

Puisi Sang BUDDHA

Janganlah seseorang menghidupkan kembali masa lalu
Atau membangun harapan akan masa mendatang,
Karena yang lalu telah berlalu Dan masa depan belum terjadi.
Sebaliknya dengan pandangan benar biarlah ia melihat
Setiap keadaan yang muncul saat ini;
Biarlah ia mengerti akan hal itu dan menjadi yakin,
Tak terkalahkan, tak tergoyahkan.
Hari ini upaya tersebut harus dilakukan; (karena)
Besok Kematian datang menjemput, siapa yang tahu?
Tidak ada tawar-menawar dengan
Kematian Yang dapat menghindarkan diri dan hartanya dari Kematian.
Tetapi seseorang yang berusaha dengan penuh semangat,
Tanpa henti, baik itu pada siang hari maupun pada malam hari -
Itulah mereka, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Pertapa Agung, Yang memiliki sebuah keberuntungan.


Sumber : Immanuel Adventura

Sabtu, 17 Juli 2010

BERBAGI


Sepasang suami istri yang berusia lanjut, suatu kali mengunjungi kantor pusat untuk bernostalgia tentang suka duka ketika mereka masih aktif bekerja dahulu. Kesempatan bernostalgia ini rupanya dimanfaatkan mereka untuk menikmati sop buntut yang tersohor di kantin, dalam kantor pusat tersebut. Kebetulan, ketika itu jam makan siang sehingga banyak pegawai yang santap siang di sana.

Suami istri ini pun masuk antrean untuk memesan sop buntut. Mereka memesan satu porsi sop buntut beserta nasinya, dan dua gelas es the manis serta sebuah piring kosong dan mangkok. Semua yang melihat hanya heran. Sepasang suami istri ini hanya memesan satu porsi. Bahkan, beberapa pegawai lain iba melihat betapa menderitanya nasib pensiunan ini sehingga untuk makan siang di kantin saja hanya memesan satu porsi.

Sang suami kemudian membagi nasi menjadi dua bagian, begitu juga dengan sop buntutnya. Satu bagian untuk dirinya dan satu bagian untuk istrinya. Lalu miulailah mereka makan. Namun, sang suami makan terlebih dahulu sementara sang istri dengan tersenyum menunggu dan menatap kekasihnya makan.

Seorang pegawai tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju meja mereka. Dengan rasa iba si pegawai ini menawarkan kepada pasangan suami istri tersebut satu porsi lagi sop buntut gratis, si pegawai itu yang mentraktir. Dia merasa tidak tahan melihat sepasang suami istri tersebut, sedangkan dirinya sendiri hidup berkecukupan. Namun tawaran ini ditolak dengan halus dengan menggunakan bahasa isayarat.

Sang suami pun melanjutkan santap siangnya, sementara sang istri masih menunggu kekasihnya hingga sop buntut miliknya dingin. Si pegawai cukup gelisah melihat pasangan ini. Akhirnya pegawai tersebut kembali mendatangi suami istri tersebut dan bertanya, “Ibu, saya melihat Ibu hanya menunggu bapak makan sementara Ibu sendiri tidak makan. Kalau boleh tahu, apa yang Ibu tunggu?” Dengan tersenyum sang istri menjawab, “Yang saya tunggu adalah gigi, sementara ini masih dipakai bapak…..”

SEGELAS SUSU



Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.
Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, “berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?”
Wanita itu menjawab: “Kamu tidak perlu membayar apapun”.
“Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan” kata wanita itu menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata ” Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda.”
Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya.
Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumahsakit, menuju kamar si wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan… Wanita itu sembuh !!. Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan.
Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi..
“Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu..” tertanda, Dr. Howard Kelly.